Senin, 02 Juni 2014

OUTPUT DEVICE

OUTPUT DEVICE 
  
 Output Device adalah perangkat keras komputer yang berfungsi menampilkan pengeluaran sebagai hasil pengolahan data . pengeluaran dapat berupa Hardcopy (ke kertas) dan Softcopy (ke monitor) .

Macam-macam Output Device :
a). Monitor , dibagi menjadi 2 yaitu ,
     -Monitor CRT dan
     -Monitor LCD .
b). Printer ,
     -Printer Dot Matrix
     -Printer Inkjet
     -Printer Laserjet
c). Speaker
d). Proyektor
e). Plotter

Output Device diciptakan oleh Christopher Latham Pada tahun 1866 , dan pada tahun 1887 .

Ordered List


<html>
<head>
<title> LATIHAN 2 </title>
</head>
<body>
<h2>Yang harus dilakukan hari ini</h2>
<ol>
<li>pergi ke pasar</li>
<li>Buat tutorial HTML</li>
<li>Mengerjakan tugas kuliah</li>
</ol>

<label for"kota">kota</label>
<select name="kota">
 <option>Jakarta</option>
 <option>Bandung</option>
 <option>Tasikmalaya</option>
</select>


</body>
</html>

Combo box


<!--[ANNIE83E333BF08546819]-->
<html>
<head>
<title> LATIHAN 2 </title>
</head>
<body>


<label for"tanggal">TANGGAL LAHIR</label>
<select name="tanggal">
<option>1</option>
<option>2</option>
<option>3</option>
<option>4</option>
<option>5</option>
<option>6</option>
<option>7</option>
<option>8</option>
<option>9</option>
<option>10</option>
<option>11</option>
<option>12</option>
<option>13</option>
<option>14</option>
<option>15</option>
<option>16</option>
<option>17</option>
<option>18</option>
<option>19</option>
<option>20</option>
<option>21</option>
<option>22</option>
<option>23</option>
<option>24</option>
<option>25</option>
<option>26</option>
<option>27</option>
<option>28</option>
<option>29</option>
<option>30</option>
<option>31</option>
</select>

<label for"bulan">BULAN LAHIR</label>
<select name="">
<option>Januari</option>
<option>Februari</option>
<option>Maret</option>
<option>April</option>
<option>Mei</option>
<option>Juni</option>
<option>Juli</option>
<option>Agustus</option>
<option>September</option>
<option>Oktober</option>
<option>November</option>
<option>Desember</option>
</select>

<label for"tanggal">TANGGAL LAHIR</label>
<select name="tanggal">
<option>1990</option>
<option>1991</option>
<option>1992</option>
<option>1993</option>
<option>1994</option>
<option>1995</option>
<option>1996</option>
<option>1997</option>
<option>1998</option>
<option>1999</option>
<option>2000</option>
<option>2001</option>
<option>2002</option>
<option>2003</option>
<option>2004</option>
<option>2005</option>
<option>2006</option>
<option>2007</option>
<option>2008</option>
<option>2009</option>
<option>2010</option>
<option>2011</option>
<option>2012</option>
<option>2013</option>
<option>2014</option>
</select>

</body>
</html>

Jumat, 02 Mei 2014

LATIHAN KOMENTAR

forum komentar

silahkan berkomentar:

nama :
email :
komentar :

LATIHAN WEB

web pertama saya SELAMAT DATANG KAWAN,INI WEB PERTAMA SAYA
HOME PROFIL SAYA GALERY CONTENT

SEJARAH HTML


konsep HTML diciptakan pertama kali oleh IBM pada tahun 1980 pada saat tercetus ide untuk meletakan elemen-elemen yang menandai bagian suatu dokumen seperti judul, alamat dan isi dokumen. lalu,pada akhirnya elemen-elemen itu menjadi suatu program untuk melakukan pemformatan dokumen secara otomatis.
bahasa pemrograman untuk melakukan tugas tersebut disebut markup language, atau lebih lengkapnya IBM menamai program tersebut sebagai generalized markup language (GML).
konsep ini pada tahun 1986 disetujui oleh ISO (International Standard Organization) sebagai standar bagi pembuatan dokumen-dokumen dengan keluarnya ISO 8879.ISO menamai GML ini menjadi SGML (Standard Generalized Markup Language).

Link Web sahabat
Blognya Pak Iyan
Web Smkn5 Kab Tangerang

COPYRIGHT © 2013-2014 TKJ SMKN5 KAB TANGERANG



thema by : FIRDAUS GUNSALES

Sabtu, 29 Maret 2014

1.Kenali Bahaya DBD Sejak Dini


http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRFT4KZS_7ThjcEg9BzjwItPb0y4B0GLyvApHNh0kYs9575GQPc7w
Seorang balita meninggal secara tragis karena penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue). Orangtuanya menolak bila dikatakan oleh dokter bahwa penderita terlambat dibawa ke rumah sakit. Saat panas hari ke 1-2 anaknya berturut-turut dibawa ke dokter dan hanya dikatakan menderita infeksi tenggorokan.  Selama rawat jalan saat hari ke 3 diagnosis berubah menjadi gejala tifus. Selanjutnya pada hari ke 5 dinyatakan meninggal karena penyakit DBD hanya berselang beberapa jam setelah masuk rumah sakit. Tampaknya kasus ini terjadi karena deteksi dini dan tanda bahaya DBD tidak dipahami dengan baik. Dalam musim penghujan ini, kembali penyakit DBD mengganas dimana-mana. Bagaimana agar DBD khususnya pada anak dapat diketahui secara dini? Tanda bahaya apakah yang harus dicurigai agar tidak terjadi keterlambatan?
Memasuki musim penghujan ini, di Indonesia kasus DBD seringkali mengalami peningkatan jumlah kasus. Masyarakat awam, bahkan seorang dokter yang ahli pun kadang sulit mendeteksi lebih awal diagnosis DBD. Gejala awal DBD tidak khas, hampir semua infeksi akut pada awal penyakitnya menyerupai DBD. Gejala khas seperti perdarahan pada kulit atau tanda perdarahan lainnya kadang terjadi hanya di akhir periode penyakit. Tragisnya bila penyakit ini terlambat didiagnosis, maka kondisi penderita sulit diselamatkan. Perjalanan penyakitnya sangat cepat, dalam beberapa hari bahkan dalam hitungan jam penderita bisa masuk dalam keadaan kritis. Untuk menghindari keterlambatan diagnosis DBD, perlu diketahui deteksi dini dan tanda bahaya DBD. Apalagi saat ini banyak klinisi terpengaruh oleh hasil laboratorium yang sering mengecoh. Seperti penggunaan pemeriksaan widal untuk mengetahui penyakit tifus. Pemeriksaan itu ternyata tidak sensitif dan sering mengelabui. Awalnya dikira tifus ternyata mengalami DBD.
Diagnosis DBD menurut kriteria WHO (World Health Organization) ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala klinik berupa demam, pembesaran hati, perdarahan, syok disertai penurunan trombosit dan peningkatan hematokrit. Namun diagnosis tersebut ditegakkan secara lengkap biasanya sudah mendekati fase akhir penyakit.
Penyakit DBD adalah salah satu bentuk klinis dari penyakit akibat infeksi dengan virus dengue pada manusia. Manifestasi klinis dari infeksi virus dengue dapat berupa “Demam Dengue(DD)” atau “Demam Berdarah Dengue (DBD)”. DD tidak membahayakan atau tidak mengancam jiwa seperti DBD. Biasanya kasus seperti ini sering diistilahkan masyarakat awam sebagai gejala demam berdarah. Sebenarnya dalam penanganannya tidak perlu dirawat di rumah sakit. DD tidak akan berubah menjadi DBD. Jadi, pendapat yang mengatakan bahwa bila penanganan tidak baik dan terlambat mengakibatkan DD akan menjadi DBD adalah tidak benar.
Gejala klinis DBD dan DD hampir sama, yaitu panas tinggi, perdarahan, trombosit menurun dan pemeriksaan serologi IgG atau IgM positif. Pada DBD trombosit yang menurun sangat drastis hingga kurang dari 90.000, perdarahan yang terjadi lebih berat dan dapat disertai sesak napas karena adanya cairan di rongga paru (efusi pleura)

2.TANDA BAHAYA


TANDA BAHAYA
Bila pada awal deteksi dini sudah dicurigai DBD, harus dimonitor dengan ketat tanda bahaya yang bisa terjadi. Tanda bahaya yang harus diketahui pada penyakit DBD adalah tanda perdarahan berlebihan pada kulit (bintik merah), hidung, gusi atau berak darah warna kehitaman dan berbau. Tanda bahaya lainnya adalah bila panas yang berangsur dingin, tetapi anak tampak loyo dan pada perabaan dirasakan ujung-ujung tangan atau kaki dingin. Gejala yang dingin ini sering dianggap anak telah sembuh, padahal merupakan tanda bahaya. Kondisi tersebut mengakibatkan orangtua tidak segera membawa putra mereka ke fasilitas kesehatan terdekat. Tanda bahaya lain yang menyertai adalah penampilan anak tampak sangat gelisah, tidak mau makan minum sama sekali, kesadarannya menurun, kejang dan napas sesak. Pada keadaan tersebut penderita harus segera dibawa ke dokter, bila terlambat akan menimbulkan komplikasi yang berbahaya seperti syok, perdarahan kepala, perdarahan hebat di seluruh tubuh (Disseminated Intravascular Coagulation/DIC) atau gangguan fungsi otot jantung. Dalam keadaan ini penderita biasanya sulit untuk diselamatkan.
Seringkali orang tua disalahkan karena keterlambatan membawa anaknya ke dokter. Orangtua tersebut menolak pendapat ini karena sejak hari pertama dan ke dua panas anak selalu kontrol ke dokter. Tetapi panas hari ke 1 - 2 tidak bisa terdeteksi gejala demam berdarah dan tidak ada penanganan secara khusus. Manifestasi berbahaya biasanya justru timbul pada panas hari ke 3 - 5. Keterlambatan penanganan yang terjadi justru saat keterlambatan dalam memonitor saat periode tersebut. Bila tanda bahaya itu terjadi maka jangan ditunda harus segera ke dokter atau ke rumah sakit terdekat. Jadi monitor tanda bahaya dan tindakan penting harus dilakukan saat panas hari ke 3 -  5.