Sabtu, 29 Maret 2014

1.Kenali Bahaya DBD Sejak Dini


http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRFT4KZS_7ThjcEg9BzjwItPb0y4B0GLyvApHNh0kYs9575GQPc7w
Seorang balita meninggal secara tragis karena penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue). Orangtuanya menolak bila dikatakan oleh dokter bahwa penderita terlambat dibawa ke rumah sakit. Saat panas hari ke 1-2 anaknya berturut-turut dibawa ke dokter dan hanya dikatakan menderita infeksi tenggorokan.  Selama rawat jalan saat hari ke 3 diagnosis berubah menjadi gejala tifus. Selanjutnya pada hari ke 5 dinyatakan meninggal karena penyakit DBD hanya berselang beberapa jam setelah masuk rumah sakit. Tampaknya kasus ini terjadi karena deteksi dini dan tanda bahaya DBD tidak dipahami dengan baik. Dalam musim penghujan ini, kembali penyakit DBD mengganas dimana-mana. Bagaimana agar DBD khususnya pada anak dapat diketahui secara dini? Tanda bahaya apakah yang harus dicurigai agar tidak terjadi keterlambatan?
Memasuki musim penghujan ini, di Indonesia kasus DBD seringkali mengalami peningkatan jumlah kasus. Masyarakat awam, bahkan seorang dokter yang ahli pun kadang sulit mendeteksi lebih awal diagnosis DBD. Gejala awal DBD tidak khas, hampir semua infeksi akut pada awal penyakitnya menyerupai DBD. Gejala khas seperti perdarahan pada kulit atau tanda perdarahan lainnya kadang terjadi hanya di akhir periode penyakit. Tragisnya bila penyakit ini terlambat didiagnosis, maka kondisi penderita sulit diselamatkan. Perjalanan penyakitnya sangat cepat, dalam beberapa hari bahkan dalam hitungan jam penderita bisa masuk dalam keadaan kritis. Untuk menghindari keterlambatan diagnosis DBD, perlu diketahui deteksi dini dan tanda bahaya DBD. Apalagi saat ini banyak klinisi terpengaruh oleh hasil laboratorium yang sering mengecoh. Seperti penggunaan pemeriksaan widal untuk mengetahui penyakit tifus. Pemeriksaan itu ternyata tidak sensitif dan sering mengelabui. Awalnya dikira tifus ternyata mengalami DBD.
Diagnosis DBD menurut kriteria WHO (World Health Organization) ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala klinik berupa demam, pembesaran hati, perdarahan, syok disertai penurunan trombosit dan peningkatan hematokrit. Namun diagnosis tersebut ditegakkan secara lengkap biasanya sudah mendekati fase akhir penyakit.
Penyakit DBD adalah salah satu bentuk klinis dari penyakit akibat infeksi dengan virus dengue pada manusia. Manifestasi klinis dari infeksi virus dengue dapat berupa “Demam Dengue(DD)” atau “Demam Berdarah Dengue (DBD)”. DD tidak membahayakan atau tidak mengancam jiwa seperti DBD. Biasanya kasus seperti ini sering diistilahkan masyarakat awam sebagai gejala demam berdarah. Sebenarnya dalam penanganannya tidak perlu dirawat di rumah sakit. DD tidak akan berubah menjadi DBD. Jadi, pendapat yang mengatakan bahwa bila penanganan tidak baik dan terlambat mengakibatkan DD akan menjadi DBD adalah tidak benar.
Gejala klinis DBD dan DD hampir sama, yaitu panas tinggi, perdarahan, trombosit menurun dan pemeriksaan serologi IgG atau IgM positif. Pada DBD trombosit yang menurun sangat drastis hingga kurang dari 90.000, perdarahan yang terjadi lebih berat dan dapat disertai sesak napas karena adanya cairan di rongga paru (efusi pleura)

2.TANDA BAHAYA


TANDA BAHAYA
Bila pada awal deteksi dini sudah dicurigai DBD, harus dimonitor dengan ketat tanda bahaya yang bisa terjadi. Tanda bahaya yang harus diketahui pada penyakit DBD adalah tanda perdarahan berlebihan pada kulit (bintik merah), hidung, gusi atau berak darah warna kehitaman dan berbau. Tanda bahaya lainnya adalah bila panas yang berangsur dingin, tetapi anak tampak loyo dan pada perabaan dirasakan ujung-ujung tangan atau kaki dingin. Gejala yang dingin ini sering dianggap anak telah sembuh, padahal merupakan tanda bahaya. Kondisi tersebut mengakibatkan orangtua tidak segera membawa putra mereka ke fasilitas kesehatan terdekat. Tanda bahaya lain yang menyertai adalah penampilan anak tampak sangat gelisah, tidak mau makan minum sama sekali, kesadarannya menurun, kejang dan napas sesak. Pada keadaan tersebut penderita harus segera dibawa ke dokter, bila terlambat akan menimbulkan komplikasi yang berbahaya seperti syok, perdarahan kepala, perdarahan hebat di seluruh tubuh (Disseminated Intravascular Coagulation/DIC) atau gangguan fungsi otot jantung. Dalam keadaan ini penderita biasanya sulit untuk diselamatkan.
Seringkali orang tua disalahkan karena keterlambatan membawa anaknya ke dokter. Orangtua tersebut menolak pendapat ini karena sejak hari pertama dan ke dua panas anak selalu kontrol ke dokter. Tetapi panas hari ke 1 - 2 tidak bisa terdeteksi gejala demam berdarah dan tidak ada penanganan secara khusus. Manifestasi berbahaya biasanya justru timbul pada panas hari ke 3 - 5. Keterlambatan penanganan yang terjadi justru saat keterlambatan dalam memonitor saat periode tersebut. Bila tanda bahaya itu terjadi maka jangan ditunda harus segera ke dokter atau ke rumah sakit terdekat. Jadi monitor tanda bahaya dan tindakan penting harus dilakukan saat panas hari ke 3 -  5.

3.DETEKSI DINI PENYAKIT DBD



DETEKSI DINI PENYAKIT DBD
Deteksi dini DBD pada anak perlu diketahui karena bila terjadi keterlambatan penyakit ini sangat fatal. Gejala awal penyakit ini hampir sama dengan penyakit infeksi virus lainnya. Tetapi ada beberapa karakteristik klinis yang bisa diamati untuk mencurigai penyakit DBD. Beberapa gejala yang diwaspadai adalah bila demam yang timbulnya mendadak, langsung tinggi di atas 390C. Begitu mendadaknya, sering kali dalam praktik sehari-hari terdengar cerita bahwa saat melepas anak berangkat sekolah dalam keadaan sehat walafiat. Tetapi saat di sekolah mendadak terdapat keluhan demam tinggi. Gejala khas yang dicurigai biasanya anak tampak lemas, loyo, tidak mau bermain di bawah, minta gendong dan tidur terus menerus sepanjang hari. Bila lemasnya hanya saat demam tinggi, tetapi begitu demam turun anak aktif lagi biasanya tidak harus dikawatirkan dan merupakan hal yang wajar. Biasanya pada hari ke 3 demam sedikit menurun namun hari ke IV dan ke V meningkat lagi akhirnya hari ke VI demam membaik. Selain itu harus dicurigai bila panas tidak disertai batuk, pilek dan sakit tenggorokan atau di lingkungan rumah tidak ada yang menderita penyakit flu.
Harus diwaspadai juga bila  dalam beberapa waktu terakhir di sekitar rumah ada yang mengalami penyakit DBD. Atau, dalam waktu dekat sebelumnya pernah ada fogging (pengasapan), karena bila ada fogging biasanya ada penderita DBD di sekitarnya. Gejala perdarahan bukan dianggap  sebagai tanda untuk mendeteksi awal penyakit, karena gejala itu lebih jelas timbul saat fase akhir penyakit.

Deteksi dini DBD pada anak perlu diketahui karena bila terjadi keterlambatan penyakit ini sangat fatal. Gejala awal penyakit ini hampir sama dengan penyakit infeksi virus lainnya. Tetapi ada beberapa karakteristik klinis yang bisa diamati untuk mencurigai penyakit DBD. Beberapa gejala yang diwaspadai adalah bila demam yang timbulnya mendadak, langsung tinggi di atas 390C. Begitu mendadaknya, sering kali dalam praktik sehari-hari terdengar cerita bahwa saat melepas anak berangkat sekolah dalam keadaan sehat walafiat. Tetapi saat di sekolah mendadak terdapat keluhan demam tinggi. Gejala khas yang dicurigai biasanya anak tampak lemas, loyo, tidak mau bermain di bawah, minta gendong dan tidur terus menerus sepanjang hari. Bila lemasnya hanya saat demam tinggi, tetapi begitu demam turun anak aktif lagi biasanya tidak harus dikawatirkan dan merupakan hal yang wajar. Biasanya pada hari ke 3 demam sedikit menurun namun hari ke IV dan ke V meningkat lagi akhirnya hari ke VI demam membaik. Selain itu harus dicurigai bila panas tidak disertai batuk, pilek dan sakit tenggorokan atau di lingkungan rumah tidak ada yang menderita penyakit flu.
Harus diwaspadai juga bila  dalam beberapa waktu terakhir di sekitar rumah ada yang mengalami penyakit DBD. Atau, dalam waktu dekat sebelumnya pernah ada fogging (pengasapan), karena bila ada fogging biasanya ada penderita DBD di sekitarnya. Gejala perdarahan bukan dianggap  sebagai tanda untuk mendeteksi awal penyakit, karena gejala itu lebih jelas timbul saat fase akhir penyakit.

4.Usia Berapa Anak Rentan Tertular DBD?

Usia Berapa Anak Rentan Tertular DBD?


Musim hujan identik dengan musim penyakit. Salah satunya, penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Penularan penyakit ini cukup cepat, terutama pada anak-anak. Masalahnya, saat anak demam, diagnosisnya bisa beragam. Bagaimana bisa mengidentifikasi DBD, dan benarkah pada usia tertentu anak lebih mudah terserang penyakit ini?

Demam berdarah adalah penyakit infeksi virus. Di Indonesia, terdapat 2 jenis virus pemicu penyakit ini, yakni virus chikungunya dan virus dengue. Virus dengue adalah penyebab terpenting demam berdarah, sehingga penyakit ini dikenal sebagai demam berdarah dengue.

Gigitan nyamuk Aedes aegypti adalah 'biang keladi' penularan DBD. Nyamuk ini menyerang sistem pembekuan darah. Ini bisa diketahui dari turunnya kadar trombosit dalam darah. Darah yang tidak bisa membeku akan mengakibatkan perdarahan.

Kelompok usia berapa yang paling berisiko tinggi tertular penyakit ini? Usia 4-10 tahun. Daya tahan tubuh anak usia ini memang belum sekuat orang dewasa. Nyamuk Aedes aegypti, terutama betina dewasa, paling hobi menggigit pada pagi dan siang hari. (Nyamuk betina perlu darah untuk bertahan hidup dan berkembang biak.) Padahal, balita masih perlu tidur atau anak sekolah sedang belajar di kelas pada jam-jam tersebut! Nyamuk DBD memang senang bersarang di tempat lembab, gelap, dan ‘berbau’ manusia.

Gejala penyakit ini umumnya antara lain, anak tiba-tiba saja demam (sekitar 38,5-40°C), nyeri perut, lesu, serta perdarahan kulit (bintik merah). Gejala lain: Sakit kepala, tubuh serasa ditusuk-tusuk, atau kejang. Gejala ini terjadi pada hari ke 1-3.

Dan gelaja lanjutannya, muncul pada hari ke 3-5. Yang perlu Anda ketahui, ini merupakan masa-masa paling genting, sebab anak kelihatannya sudah sembuh. Selain demam hilang, ia sudah mau makan/minum dan bermain. Bila demam hilang, namun anak tetap lesu, gelisah, enggan makan/minum dan nyeri perut, ini tanda awal syok. Syok agak berat bila kesadarannya menurun, sesak napas, tubuh dingin dan lembab, kuku dan bibir kebiruan, dan sebagainya. Syok sangat berbahaya, sebab organ tubuh bisa kekurangan oksigen. Akibatnya fatal, yakni menyebabkan kematian dalam waktu singkat!

Jika anak mengalami gejala-gejala awal, ada beberapa hal yang bisa dilakukan di rumah. Pertama, berilah minum yang banyak, terutama air berelektrolit. Karena demam, penguapan akan lebih banyak dari biasanya. Kalau si kecil tidak minum apapun, bisa jadi ia kekurangan cairan.  Kedua, turunkan panasnya. Misalnya, dengan memberi obat penurun panas (sesuai petunjuk dokter) dan kompres hangat.

Lantas kapan anak perlu dibawa ke RS? Bila demam tinggi (di atas 39°C), tidak bisa makan/minum, nyeri perut hebat, muntah terus, perdarahan hebat, syok, dan sebagainya. Catatan: Beritahu petugas bahwa anak mungkin menderita DBD, sehingga bisa segera ditangani dengan tepat.

5.Laju penyakit secara klinis

Laju penyakit secara klinis

Gejala klasik demam dengue adalah demam yang terjadi secara tiba-tiba; sakit kepala (biasanya di belakang mata); ruam; nyeri otot dan nyeri sendi. Julukan "demam sendi" untuk penyakit ini menggambarkan betapa rasa sakit yang ditimbulkannya dapat menjadi sangat parah.Demam dengue terjadi dalam tiga tahap: demam, kritis, dan pemulihan.
Pada fase demam, seseorang biasanya mengalami demam tinggi. ("Demam" berarti bahwa seseorang mengalami demam.) Panas badan seringkali mencapai 40 derajat Celsius (104 derajat Fahrenheit). Penderita juga biasanya menderita sakit yang umum atau sakit kepala. Fase febrile biasanya berlangsung selama 2 hingga 7 hari. Pada fase ini, sekira 50 hingga 80% pasien dengan gejala mengalami ruam. Pada hari pertama atau kedua, ruam akan tampak seperti kulit yang terkena panas (merah). Selanjutnya (pada hari ke-4 hingga hari ke-7), ruam tersebut akan tampak seperti campak. Bintik merah kecil (petechiae) dapat muncul di kulit. Bintik-bintik ini tidak hilang jika kulit ditekan. Bintik-bintik ini disebabkan oleh pembuluh kapiler yang pecah. ] Penderita mungkin juga mengalami perdarahan ringan membran mukus mulut dan hidung. Demam itu sendiri cenderung akan berhenti (pulih) kemudian terjadi lagi selama satu atau dua hari. Namun, pola ini berbeda-beda pada masing-masing penderita.
Pada beberapa penderita, penyakit berkembang ke fase kritis setelah demam tinggi mereda. Fase kritis tersebut biasanya berlangsung selama hingga 2 hari.[ Selama fase ini, cairan dapat menumpuk di dada dan abdomen. Hal ini terjadi karena pembuluh darah kecil bocor. Cairan tersebut akan semakin banyak, kemudian cairan berhenti bersirkulasi di dalam tubuh. Ini berarti bahwa organ-organ vital (terpenting) tidak mendapatkan suplai darah sebanyak biasanya. Karena itu, organ-organ tersebut tidak bekerja secara normal. Penderita penyakit tersebut juga dapat mengalami perdarahan parah (biasanya dari saluran gastrointestinal.)
Kurang dari 5% dari orang dengan dengue mengalami renjat peredaran darah, sindrom renjat dengue, dan demam berdarah.[ Jika seseorang pernah mengidap jenis dengue yang lain (“infeksi sekunder”), kemungkinan mereka akan mengalami masalah yang serius.
Pada fase penyembuhan, cairan yang keluar dari pembuluh darah diambil kembali ke dalam aliran darah.  Fase penyembuhan biasanya berlangsung selama 2 hingga 3 hari.Pasien biasanya semakin pulih dalam tahap ini. Namun, mereka mungkin menderita gatal-gatal yang parah dan detak jantung yang lemah.[ Selama fase ini, pasien dapat mengalami kondisi kelebihan cairan (yakni terlalu banyak cairan yang diambil kembali). Jika terkena otak, cairan tersebut dapat menyebabkan kejang atau perubahan derajat kesadaran (yakni seseorang yang pikirannya, kesadarannya, dan perilakunya tidak seperti biasanya).[

6.Beberapa Tanaman Berkhasiat untuk Demam Berdarah

Beberapa Tanaman Berkhasiat untuk Demam Berdarah

Demam berdarah merupakan salah satu penyakit berbahaya yang sudah seharusnya Anda hindari. Demam berdarah ini merupakan penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke dalam peredaran darah manusia lewat gigitan nyamuk yang dikenal dengan nama Aedes Aegepty.
Penyakit mematikan ini biasanya ditemukan di daerah tropis dan subtropis, yang kerap menyerang di kala musim penghujan datang. WHO telah memperkirakan bahwa dalam setiap tahunnya ada sedikitnya 50-100 juta kasus infeksi demam berdarah di berbagai belahan dunia.
Selain menggunakan obat/resep dokter, demam berdarah juga bisa diatasi dengan penggunaan beberapa tanaman obat. Ada beberapa tanaman obat-meskipun masih diperlukan penelitian lanjutan untuk menghasilkan obat yang teruji-yang biasanya digunakan oleh masyarakat untuk mengatasi demam berdarah seperti Temu ireng, Meniran, Jambu biji, Kunyit, dan juga Pepaya gandul.
Tanaman-tanaman obat tersebut bisa diramu sesuai dengan keahlian dan kecakapan baik dalam bentuk serbuk maupun sirup. Dan berikut merupakan beberapa jenis tanaman obat yang bisa digunakan untuk mengatasi demam berdarah (dan juga khasiat kesehatan lainnya).

Meniran

Meniran atau Phyllanthus Urinaria memiliki kandungan yang dapat meningkatkan trombosit darah sehingga sangat baik digunakan sebagai obat alternatif dalam mengatasi demam berdarah dengue (DBD). Di dalam Meniran terkandung zat yang disebut flavonoid yang memiliki manfaat untuk meningkatkan kadar trombosit dalam darah.
Selain itu, Meniran juga mengandung beberapa senyawa berkhasiat lainnya seperti alkaloid, asam fenolat, tanin, dan triterpenoid. Selain dapat digunakan untuk mengobati demam berdarah, rebusan daun Meniran juga sering dimanfaatkan untuk mengobati berbagai macam penyakit lainnya seperti penyakit hati, penyakit kelamin, obat batuk, anti-diare, sariawan, panas dalam, dan lainnya.

Kunyit

Sama halnya dengan Meniran, kunyit atau nama latinnya Curcuma domestica ini juga bermanfaat untuk mengobati demam berdarah. Di samping itu, kunyit juga memiliki khasiat lainnya seperti anti-mikroba, anti-virus HIV, antioksidan, anti-tumor, anti-invasi sel kanker, menghambat perkembangan tumor payudara, dan juga mengobati penyakit pencernaan.

Pepaya Gandul

Beberapa kandungan yang dimiliki oleh pepaya antara lain kontinin, miosmin, glikosida, karposid, karpain, papain. Pepaya yang lebih efektif digunakan untuk mengobati penyakit demam berdarah ialah daun Pepaya jantan (Pepaya Gandul).
Adapun manfaat lainnya dari daun Pepaya (selain untuk pengobatan demam berdarah) yakni untuk obat pencahar, demam malaria, penyakit cacing, merangsang sistem ekskresi empedu serta membantu proses pencernaan.
Menurut hasil penelitian, kandungan Papain dalam daun Pepaya memiliki efek terapi pada penderita pembengkakan organ hati, kelamin, mata dan usus halus. Adanya pembengkakan organ hati ditemukan pada penderita demam berdarah. Daun Pepaya juga memiliki manfaat sebagai antioksidan, anti-koagulan, dan dapat menyembuhkan luka pada lambung dan usus.

Temu Ireng

Temu ireng juga bisa dimanfaatkan untuk mengobati penyakit akibat kerusakan sel-sel hati yang biasanya terjadi pada penderita demam berdarah. Selain itu, Temu ireng memiliki manfaat lainnya seperti untuk mengobati luka lambung dan usus, penyakit asma, batuk, menambah nafsu makan, mencegah terjadinya obesitas, rematik, dan lainnya.

Jambu Biji

Sama halnya dengan Meniran, Jambu biji juga mengandung flavonoid yang dapat meningkatkan kadar trombosit dalam darah. Dalam daun Jambu biji terbukti mengandung tanin, minyak atsiri, dan minyak lemak. Dalam buahnya mengandung vitamin C yang tinggi.
Dalam sejumlah penelitian, terungkap bahwa daun Jambu biji sudah terbukti dapat menghambat aktifitas enzim reverse transcriptase dari virus dengue, kandungan tanin yang mampu menghambat enzim reverse transcriptase maupun DNA polymerase dari virus serta menghambat terjadinya pertumbuhan virus yang berinti DNA maupun RNA.
Menurut uji klinis, pemberian ekstrak kering daun Jambu biji selama 5 hari bisa mempercepat pencapaian jumlah trombosit >100.000/µl, pemberian ekstrak kering setiap 4-6 jam meningkatkan jumlah trombosit >100.000/µl setelah 12-14 jam, tanpa menimbulkan efek samping yang berarti.
Anda tak percaya? Cobalah ketika Anda atau orang-orang terdekat di sekeliling yang terkena demam berdarah dengue menggunakan tanaman berkhasiat yang telah disebutkan di atas. Prinsipnya, kalau bisa diobati dengan mudah, kenapa mesti memilih pengobatan yang mahal. Namun,  kalau tak mempan juga, tentu diperlukan campur tangan dokter.

7.Cara Mengobati Demam Berdarah Dengan Khasiat Teripang Laut

7. Cara Mengobati Demam Berdarah Dengan Khasiat Teripang Laut

Bagi anda yang mengalami keluhan penyakit demam berdarah tidak usah khawatir lagi karena kami akan memberikan solusi terbaik Cara Mengobati Demam Berdarah dengan bahan alami teripang laut yang dikemas dalam produk modern Jelly Gamat Gold-G tanpa memberikan efek samping apapun sehingga sangat aman untuk dikonsumsi untuk anda.

Sekilas Mengenai Demam Berdarah

Musim hujan adalah musim yang unik,karena pada musim hujan pasti akan diiringi musim-musim yang lain.demam berdarahTapi biasanya pada musim hujan sering muncul musim penyakit.Seperti flu, demam, malaria dan yang lebih berbahaya dari semua itu adalah penyakit DBD (Demam Berdarah Dangue).Sebuah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan masa sistem pembekuan darah sehingga mengakibatkan pendarahan-pendarahan.
Biasanya penyakit demam berdarah akan ditandai dengan gejala sebagai berikut.
  • Bola mata atau wajah yang kemerahan.
  • Terjadi pembesara hati.
  • Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan shok.
  • Pada pemeriksaan laboratorium terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000/mm3
  • Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu makan, sakit kepala.
  • Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal pada pensendian.
  • Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.